Kamis, 09 Desember 2010

sejarah planet

Pengertian dan Sejarah Planet.





Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
  • mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
  • mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
  • tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
  • telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota galaksi Bimasakti ada 9, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari galaksi Bimasakti sehingga jumlah planet pada galaksi Bimasakti jumlahnya ada 8.

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.

Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.

Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.

Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

khasiat daun sirih

organ tubuh manusia

puisi cinta


Kamis, 25 November 2010

 PUISI UNTUK SAHABAT

sahabatku………
seberat apapun masalahmu
sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya
ataupun bersembunyi
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat…..
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu
dalam sebuah episode kehidupanmu
sahabatku……
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan
sahabat…….
dengan begitu
sepulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan
dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat……..
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam


Keindahan Fantasi Cinta




Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih

Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira...
Jiwa pun lega...

Ya Allah...
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak...
Jiwa0jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Oooh...
Indahnya fantasi cinta 


Timun Mas

Adalah seorang janda yang sudah berusia senja bernama Mbok Sirni yang sangat menginginkan seorang anak. Selama inin mbok Sirni hidup sendirian dan kesepian. Seorang anak baginya adalah tempatnya mencurahkan kasih sayang.
Suatu hari mbok Sirni pergi ke gunung untuk menemui seorang raksasa sakti.
Raksasa sakti tersebut bersedia memenuhi permintaannya dengan syarat jika nanti anak tersebut sudah dewasa maka anak tersebut harus diserahkan kepadanya untuk disantap. Mbok Sirni menyetujui syarat tersebut, maka sang raksasa memberinya biji mentimun untuk ditanam.

Mbok sirni menanam dan merawat tanaman mentimun tersebut hingga beberapa minggu kemudian tanaman tersebut berbuah dengan lebat. Di antara buah-buah mentimun tersebut ada satu yang berbeda dari buah lainnya. Buah mentimun tersebut sangat besar dan berkilau seperti emas. Mbok Sirni memetik buah mentimun tersebut dan membelahnya. Ajaib, di dalam mentimun tersebut tergolek seorang bayi perempuan yang mungil dan cantik.
“Oh, terima kasih Tuhan atas keajaiban ini!” isak mbok Sirni dengan penuh rasa syukur.

Mbok Sirni menamai anak gadisnya Timun Mas. Beliau merawat dan mencintainya dengan sepenuh hati hingga Timun mas tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun semakin dewasa Timun mas semakin cemas mbok Sirni. Dia teringat perjanjiannya dengan sang raksassa sakti. Tentu saja dia tidak rela menyerahkan anak yang disayanginya untuk menjadi santapan raksasa. Maka di tengah keputusasaannya, mbok Sirni menemui seorang pertapa sakti di lereng gunung untuk meminta pertolongan.
Setelah menempuh perjalanan yang sulit akhirnya mbok Sirni tiba di pertapaan. Seorang kakek tua berjubah putih menyambutnya. Dia sudah tahu apa yang diinginkan oleh mbok Sirni. Maka pertapa tersebut memberinya 4 bungkusan kecil. “Jika raksasa itu datang, suruhlah Timun mas untuk melarikan diri. Dan bawalah keempat bungkusan ini. Ini akan membantu Timun mas meloloskan diri. Isinya adalah biji mentimun, jarum, garam,dan terasi. Taburkanlah secara berurutan!” kata sang Pertapa.
Setelah memohon diri mbok pergi meninggalkan pertapaan dengan gembira.
Beberapa hari kemudian raksasa sakti itu datang hendak menagih janji. Dari kejauhan sudah terdengar dentuman langkahnya yang menggetarkan bumi. Dengan cepat mbok Sirni menyuruh Timun mas melarikan diri.
Timun mas berlari secepat kakinya bisa membawanya.
Raksasa yang melihat buruannya melarikan diri menjadi geram dan dengan cepat mengejarnya. Semakin lama jarak Timun mas dan raksasa semakin dekat.
Timun mas segera menaburkan bungkusan pertama yang berisi biji mentimun. Tiba-tiba terhamparlah ladang mentimun yang berbuah lebat. Raksasa yang sedang kelaparan segera melahap buah-buah mentimun tersebut hingga perutnya kekenyangan.
Sementara Timun mas menggunakan kesempatan tersebut untuk kembali berlari.
Sayang raksasa itu sangat sakti. Sekejap saja dia sudah akan menyusul timun mas.
Timun mas segera menaburkan jarum yang secara ajaib berubah menjadi hutan bambu yang tinggi dan berduri. Langkah raksasa itu pun terhambat karena kakinya terluka oleh duri-duri bambu.
Setelah berhasil membebaskan diri dari hutan bamboo, raksasa mempercepat langkahnya sehingga hampir menyusul Timun mas. Kembali Timun mas menaburkan kantung kecil yang kini berisi garam. Dan dalam sekejap terhamparlah lautan yang luas. Namun berkat kesaktiannya, raksasa tersebut bisa berenang dengan cepat melewati lautan tersebut.
Ketika jarak raksasa itu semakin dekat dan timun mas hampir kehabisan nafas, Timun mas menaburkan bungkusan keempatnya yang berisi terasi dan tiba-tiba saja tercipta lautan lumpur yang mendidih. Raksasa itu pun mati mengenaskan ditelan lumpur panas tersebut.
Akhirnya Timun mas bisa pulang dengan selamat dan hidup bahagia bersama mbok Sirni. 





1. CINDERELLA :


Cinderella juga adalah sebuah cerita yang dikenal oleh hamper semua anak-anak di seluruh dunia. 

Dalam versi Walt Disney, saat Pangeran mencari pemilik sepatu kaca dan si ibu tiri Cinderella  berusaha sangat keras agar anak-anaknya terpilih sebagai pemilik sepatu. Tetapi ketika dicoba kaki mereka tidak pas dengan sepatunya sehingga sang utusan kerajaan terus mencari dan akhirnya menemukan Cinderella dan mereka hidup bahagia setelah itu.

Dalam versi aslinya, ibu tiri Cinderella berusaha sangat keras. Kaki putri pertama dipotong jari-jarinya agar muat di sepatunya, dan sang pangeran yang tidak curiga pun menikahi kakak tiri. Akan tetapi kemudian sang pangeran mengetahui kebenaran, sehingga putri pertama dikembalikan. Lalu sang pangeran pun kembali mengirim utusan untuk menyari pemilik sepatu kaca. Kali ini kaki putrid kedua yang kekecilan disuruh ibunya untuk digiling dengan gerobak kuda yang berat luar biasa sehingga membengkak dan muat dengan sepatunya. Sang Pangeran pun kemudian menikahi sang kakak tiri tersebut. Nasib sang kakak tiri ini berakhir tragis sama seperti kakaknya sebelumnya. Sang pangeran mengetahui kebohongan nya dan kemudian mengembalikan nya

Lalu sang Pangern pun menemukan pemilik asli sepatu kaca yaitu Cinderella dan mereka merayakan nya dengan pesta perkawinan yang mewah. Dua kakak tiri cindrella pun menghadirinya. Ketika kakak tiri sang Cinderella berjalan masuk, dua ekor burung merpati mematuk masing-masing mata sang kakak, maka butalah satu mata kakak tersebut. Dalam perjalanan keluar dari pesta, sang merpati mematuk lagi satu mata kedua kakak tersebut. Sekarang butalah mereka sepanjang hidup mereka. 


2. LITTLE RED RIDING HOOD


Berbeda dengan cerita yang sering kita dengar dimana anak perempuan berkerudung merah akhirnya selamat dari kejaran serigala. Dalam kisah aslinya, ternyata nasib anak perempuan ini berakhir tragis.

Kisah klasik ini sebenarnya merupakan kisah nyata tentang penyerangan seekor serigala pada seorang anak perempuan berkerudung merah. Kejadian aslinya konon  terjadi pada abad 18 di Eropa. Seorang anak kecil diminta orang tuanya untuk mengunjungi nenek nya yang sakit dan tinggal di hutan. Anak tersebut disuruh berangkat pagi-pagi, tetapi sang anak malah memutuskan berangkat di tengah malam. Akibatnya, anak perempuan tersebut dikejar oleh serigala. Walaupun dengan bersusah payah sang anak berhasil menyelamatkan diri dan smapi dengan selamat di rumah neneknya, ternyata bahaya yang lain mengancamnya.

Ketika sampai di rumah nenek nya ternyata sang nenek telah dimakan oleh serigala dan seekor serigala bersembunyai di dalam rumah dan segera menghabisi nyawa sang anak begitu dia sampai di rumah tersebut.






HADIST-HADIST CINTA

Dari anas bin malik radliyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiw a sallam bersabda: “Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman: (1). Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lebih ia cintai daripada yang lainnya, (2). Mencintainya seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah ta’ala, (3). Benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah ta’ala menyelamatkan darinya sebagaimana ia benci dirinya dimasukkan ke dalam api”[1] Merasakan manisnya sesuatu merupakan buah dari cinta terhadapnya. Di kala seseorang mencintai sesuatu atau menyukai lantas mendapatkannya, maka ia akan merasakan manis, lezat dan bahagia karenanya. Demikian pula manisnya iman yang dirasa oleh seorang mukmin; kelezatan dan kebahagiaan yang ia dapatkan dalam keimanannya sebanding dengan cinta yang ada dalam dirinya. Dan hal itu akan ia dapatkan dengan melakukan tiga hal yang disebutkan oleh hadits di atas.[2]
love-you1
Yang berhak dicinta di atas cinta
Cinta, sebuah kata yang indah didengar, manis diucapkan, nikmat dirasakan. Cinta adalah karunia dan rohmat dari Allah ta’ala yang Dia berikan dan Dia bagikan kepada manusia.
Segala puji bagi Allah ta’ala yang telah menjadikan cinta sebagai jalan menuju apa yang dicintai-Nya, dan telah menjadikan ketaatan dan ketundukan kepada-Nya sebagai dalil atas kebenaran dan kejujuran cinta. Dia-lah yang telah menggerakkan jiwa dengan cinta menuju kesempunaan. Mahasuci Allah yang telah memalingkan hati kepada yang Dia kehendaki dan untuk apa yang Dia kehendaki dengan kekuasaan-Nya. Dia lah yang menjadikan cinta bercorak dan bercita warna, membagikan cinta kepada para hamba-Nya, memberikan pilihan kepada mereka apa dan siapa yang dicintainya; ada cinta yang mulia dan ada yang hina, ada yang cinta harta, wanita, tahta dan segala yang nista.
Namun ada sebuah cinta yang paling mulia, (yaitu) cinta kepada Sang Pencipta cinta, yang telah menciptakan alam semesta dengan cinta, dan untuk cinta, karena pada hakikatnya cinta yang tertinggi dan termulia dari hamba adalah menghamba kepada-Nya. Dan tiada yang berhak menerima cinta termulia ini melainkan Dzat yang seluruh alam semesta harus tunduk kepada-Nya. Karena tidaklah jin dan manusia diciptakan melainkan untuk menghamba kepada-Nya. Dan seluruh cinta harus tunduk di bawah cinta-Nya dan cinta karena-Nya.
Semakin bertambah cinta seorang mukmin kepada Allah ta’ala dan Rasul-Nya, semakin bertambah pula rasa manis imannya. Karena iman memiliki rasa manis dalam hati, kelezatan iman yang tidak diketahui melainkan oleh Allah ta’ala, itulah cinta di atas cinta[3].
Cinta Hakiki Cinta Yang Terbukti
Cinta butuh kepada bukti untuk bisa diakui kebenaran cintanya. Karena siapapun bisa saja mengaku cinta, namun tidak semua pengakuan cinta itu hakiki dan sejati, dan tidak semua pengakuan cinta itu abadi. Ada tanda-tanda dan bukti cinta yang harus diwujudkan hingga bisa diketahui manakah sebenarnya cinta yang sejati dan mana yang hanya sekedar cinta palsu. Demikian pula apakah cinta itu tulus dan murni ataukah sebenarnya ada keinginan lain dibalik pengakuan cinta, apalagi jika pengakuan cinta itu ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya, atau cinta karena Allah ta’ala dan benci karena-Nya; tentu bukan pengakuan yang sepele dan mudah diucapkan begitu saja, tetapi disinilah ukuran iman akan ditentukan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Tidaklah seorang hamba beriman hingga aku menjadi orang yang lebih ia cintai daripada keluarganya, hartanya dan manusia semuanya.” (HR. Bukhori)
Allah ta’ala juga berfirman:
”Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al-Ahzab: 6).
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam radliyallahu’anhu bahwa ia berkata: Kami bersama Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ketika itu beliau shallallahu’alaihi wa sallam menggandeng Umar bin al Khattab radliyallahu’anhu lalu Umar berkata kepada beliau,
”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri”.
Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Tidak ![4] Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan Nya, hingga aku menjadi orang yang lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri”
Maka ’Umar radliyallahu’anhu pun berkata kepada beliau, ”Sesungguhnya sekarang, Demi Allah, engkau sungguh lebih aku cintai daripada diriku sendiri”.
Maka beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Sekaranglah wahai Umar !”[5] yakni, baru sekaranglah imanmu sempurna.
Pedoman Hakikat Cinta
Allah ta’ala telah memberikan sebuah pedoman untuk mengetahui hakikat pengakuan cinta seseorang, (yaitu) bahwa yang menjadi ukuran dan bukti cinta seseorang kepada Allah ta’ala adalah sejauh mana dia dalam ber ittiba’ (mengikuti petunjuk) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Allah berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ

”Katakanlah: ’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian’. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang” (QS. Ali-’Imron: 31)
Ittiba’ kepada Rasulullah merupakan bukti cinta hamba kepada Allah ta’ala. Dan Allah ta’ala memberikan janji kepada hamba-Nya berupa balasan cinta-Nya ketika memenuhi syarat cinta. Karena yang paling penting dan paling agung bukanlah pengakuan hamba bahwa ia mencintai-Nya, namun yang paling penting dan agung adalah ketika ia dicintai dan dibalas cintanya oleh yang dicintainya.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa ittiba’ kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah bukti dan realisasi pengakuan cinta seseorang kepada Rasulullah yang harus didahulukan dan diletakkan di atas cinta kepada yang lainnya. Dan inilah hakikat cinta kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang sebenarnya. Barangsiapa yang menyelisihi, menyimpang dan meninggalkan ittiba’, apalagi mengolok-olok, meremehkan, menghina dan menghujat sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, berarti dia telah bermaksiat kepada Allah ta’ala, sekaligus menafikan kesempurnaan atau bahkan seluruh imannya.
Hanya kepada-Nya lah seharusnya kita memberikan cinta di atas cinta.
Walillahil mahabbah.
h